CCTV (Closed Circuit Television) merupakan sebuah perangkat
kamera video digital yang digunakan untuk mengirim sinyal ke layar monitor di
suatu ruang atau tempat tertentu. Hal tersebut memiliki tujuan untuk dapat
memantau situasi dan kondisi tempat tertentu, sehingga dapat mencegah
terjadinya kejahatan atau dapat dijadikan sebagai bukti tindak kejahatan yang
telah terjadi. Pada umumnya CCTV seringkali digunakan untuk mengawasi area
publik seperti : Bank, Hotel, Bandara Udara, Gudang Militer, Pabrik maupun Pergudangan.
Berikut perangkat-perangkat yang berhubungan dengan CCTV yaitu:
1. DVR (Digital Video Recorder)
DVR merupakan
perangkat utama yang mengkonversi gambar video dari kamera cctv, dan
menyimpan (record) kedalam harddisk,
dan sekaligus bertindak sebagai server broadcast video streaming, sehingga bisa di lihat dari jarak jauh
melalui jaringan internet.
2. Perlengkapan pendukung lainnya.
a. Video Display/Monitor
Video display atau biasa disebut monitor, ada yang masih menggunakan tabung CRT dan
ada pula yang menggunakan LCD. Monitor tersebut dapat menampilkan keseluruhan
gambar dari kamera sesuai inputan ke DVR maupun Multiplexser. Tampilan
kamera-kamera dapat dilihat pada monitor dengan pembagian yang berbeda (satu
tampilan kamera, matrik 2×2, matrik 3×3 dan matrik 4×4).
b. BNC (Bayonet Neill
Concelman) connector
adalah tipe konektor RF yang pada umumnya dipasang pada
ujung kabel coaxial, sebagai penghubung dengan kamera CCTV dan alat perekam
(DVR) maupun secara langsung ke monitor CCTV.
c. Kabel Coaxial
Merupakan sebuah jenis kabel yang biasa digunakan untuk mengirimkan sinyal video dari kamera CCTV ke monitor. Ada beberapa tipe kabel coaxial yaitu : RG-59, RG-6 dan RG-11. Penggolongannya berdasarkan diameter kabel dan jarak maksimum yang direkomendasikan untuk instalasi kabel tersebut. Lihat tabel dibawah
d. Kabel Power
Digunakan untuk memasok tegangan AC (searah)
220 V ke adaptor atau power supply kamera CCTV. Biasanya tipe kabel power yang
digunakan adalah NYA (2×1,5mm) maupun NYM (3×2,5mm). Instalasi kabel power ini
sebaiknya juga menggunakan pipa high impact conduit.
e. Adaptor dan power supply
Merupakan perangkat yang
menyuplai tegangan kerja ke kamera CCTV, pada umumnya tegangan yang digunakan
yaitu 12 Volt DC. Namun adapula yang menggunakan tegangan 24 Volt (AC) maupun
24 Volt (DC). Hal ini tergantung pada jenis atau tipe kamera yang digunakan.
f. Braket
Merupakan dudukan CCTV, biasanya diperlukan untuk mengaitkan CCTV pada saat pemasangan di tembok, atap atau pada tiang.
g. Rotator dan Controler
Merupakan perangkat pendukung yang dapat membuat CCTV berputar 45, 90, 180 derajat, kemudian melakukan Zoom dan tilting dari jarak jauh.
Standard Camera (disebut juga Box Camera)
Box camera pada umumnya dijual belum termasuk lensa,
sehingga vendor menawarkan banyak pilihan yang tergantung jenis lensanya.
Misalnya, box camera dengan lensa standard 4 mm (fixed iris) cocok dipakai
untuk lokasi-lokasi publik, seperti: Lobby hotel, areal parkir, lobby bank
(banking hall), ruang tunggu tamu dan area lain seperti itu. Sedangkan
lensa12mm auto-iris dipakai untuk:
koridor hotel, pintu masuk parkir basement, selasar dan area-area
berbentuk panjang dan sempit lainnya.
Dome Camera
Dome camera cocok digunakan di dalam ruangan (indoor),
karena bentuknya tidak mencolok dan tidak “mengganggu” estetika ruangan. Warna
casing biasanya putih atau hitam. Pemasangan yang umum adalah di langit-langit
(plafon). Pada beberapa produk, bagian camera di dalamnya tidak terlihat jelas,
karena kubahnya berwarna gelap. Dome terbaru memiliki pengaturan 3-axis. Jadi
posisi dome bisa dipasang bebas (miring, tegak, bahkan dipasang di
dinding),tanpa khawatir gambarnya “terbalik”, karena camera di dalamnya bisa
diputar-putar ke arah yang sesuai.
Bullet Camera
Bullet camera ada yang indoor ataupun outdoor. Aplikasinya
disesuaikan dengan keadaan sekitar, sehingga belum tentu cocok di ruangan
dengan estetika tinggi. Kebanyakan jenis ini dipasang di outdoor dan sudah
dilengkapi dengan lampu infra merah (infra red lights) agar menghasilkan gambar
hitam-putih yang jelas dalam jarak tertentu, walaupun kondisi di sekitarnya
gelap total.
Miniature Camera
Jenis ini tegolong langka dalam pemasangannya, kecuali di
tempat yang sengaja dirahasiakan oleh pemiliknya untuk mengamati gerak-gerik
orang di ruangan tertentu, seperti mengamati karyawan yang dicurigai “curang”
dalam bekerja atau mengamati tamu. Untuk itu, camera ini ditempatkan di balik
“sesuatu”, misalnya lukisan, almari, pajangan dan lainnya. Bahkan ada yang
memasangnya di balik jam dinding!
Board Camera
Board camera tidak lain adalah bagian dalam dari miniature
camera itu sendiri atau bagian dalam dari camera jenis dome. Seperti terlihat
pada gambar, maka padanya sudah terpasang board lens, baik yang biasa (gambar
samping) maupun pinhole.
Pada CCTV, istilah analog camera hanya dipakai saat kita
membandingkannya dengan IP Camera dengan tujuan agar bisa dibedakan satu sama
lain. Analog camera adalah camera CCTV biasa yang memakai kabel Coaxial,
sedangkan IP Camera adalah camera yang memakai kabel UTP Cat 5.
Gambar di bawah ini memperlihatkan anatomi dari CCTV sistem
analog dengan sistem IP. Perhatikanlah, perbedaan mendasar adalah
dari jenis kabel (media) yang digunakan untuk mengirimkan gambar.
Berikut keuntungan dan
kekurangan menggunakan sistem CCTV dengan metode analog maupun sistem
CCTV dengan metode IP.
Keuntungan sistem camera analog, diantaranya:
1. Tidak memerlukan pengetahuan rumit dalam mempelajarinya.
2. Variasi produk sangat banyak, mulai dari Camera, DVR dan
peralatan pendukung lainnya.
3. Harga lebih murah dibandingkan IP Camera yang kelasnya
sama.
4. Konfigurasi peralatan dan setting lebih mudah.
5. Kualitas gambar sangat baik dan gerakan objek tampak
real.
6. Rambatan video bisa lebih jauh, karena kabelnya bisa
lebih panjang.
7. Harga DVR (media perekaman) semakin murah.
Adapun kekurangan camera analog adalah:
1. Instalasi kabel sedikit lebih "berat" daripada
IP Cam.
2. Harga kabel coaxial dan connector BNC lebih mahal
ketimbang kabel UTP dan RJ-45.
3. Memerlukan kabel yang lebih banyak untuk power, data dan
video.
4. Lebih mudah dipengaruhi noise dan interferensi.
5. Peralatan yang diperlukan untuk mengintegrasikan sistem
bisa lebih banyak.
Keuntungan IP Cam dibanding Analog:
1. Instalasi kabel lebih sedikit dan ringkas.
2. Biaya kabel, connector dan material bantu lainnya bisa
lebih murah.
3. Lebih tahan terhadap noise dan interferensi.
4. Jika akan ditransmisikan lewat udara (wireless), maka
wireless IP Camera lebih aman dari
penyadapan ketimbang analog.
5. Peralatan yang diperlukan untuk mengintegrasikan sistem
lebih sedikit.
6. Teknologi TCP/IP terus berkembang pesat, sehingga
feature-nya bisa lebih baik untuk masa datang.
Sedangkan kekurangan IP Cam diantaranya adalah:
1. Diperlukan pemahaman yang mantap terhadap dasar-dasar
jaringan LAN dan Internet.
2. Setting lebih rumit.
3. Panjang kabel UTP dibatasi oleh angka yang
"masyhur", yaitu hanya 100m saja.
4. Harga cameranya lebih mahal, demikian pula dengan harga
adaptor PoE (Power over Ethernet).
5. DVR standalone yang langsung support IP Camera (disebut
dengan NVR atau Network Video dan sangat mahal.
6. Software NVR masih berharga mahal.
7. Bandwidth menjadi isu penting.
8. Dibanding analog, gerakan objek pada IP Camera umumnya
mengalami perlambatan/ seperti gerakan
astronot di bulan (moonwalk), kecuali pada produk-produk yang termasuk
high-end.
Penutup
Jika anda membutuhkan CCTV maupun IP Camera yang
berkualitas, perlu diketahui bahwa teknologi apapun yang akan anda gunakan
sebaiknya sesuaikanlah dengan kebutuhan dan anggaran anda, anda bisa meminta
kepada expert dibidangnya untuk membantu menentukan pilihan, Jelas yang
berpengalaman dan berpengetahuan akan lebih baik.
(Disadur dari berbagai sumber)
Comments
Post a Comment