Sejarah Perayaan Hari Tahun Baru 1 Januari

Tahun Baru adalah suatu perayaan di mana suatu budaya merayakan berakhirnya masa satu tahun dan menandai dimulainya hitungan tahun selanjutnya. Budaya yang mempunyai kalender tahunan semuanya mempunyai perayaan tahun baru. Hari tahun baru di Indonesia jatuh pada tanggal 1 Januari karena Indonesia mengadopsi kalender Gregorian, sama seperti mayoritas negara-negara di dunia.

Pada 45 SM, Hari Tahun Baru dirayakan pada tanggal 1 Januari untuk pertama kalinya dalam sejarah karena kalender Julian mulai berlaku pada masa tersebut.

Segera setelah menjadi diktator Romawi, Julius Caesar memutuskan bahwa kalender Romawi tradisional sangat membutuhkan reformasi. Diperkenalkan sekitar abad ketujuh SM, kalender Romawi berusaha mengikuti siklus bulan tapi sering tidak sesuai dengan fase musim dan harus dikoreksi. Selain itu, Pontifisi, badan Romawi yang bertugas mengawasi kalender, sering kali menyalahgunakan wewenangnya dengan menambahkan hari demi memperpanjang persyaratan politik atau mengganggu pemilihan.

Dalam merancang kalender barunya, Caesar meminta bantuan Sosigenes, seorang astronom Aleksandria, yang menasihatinya untuk menyingkirkan siklus bulan secara keseluruhan dan mengikuti tahun matahari, seperti yang dilakukan oleh orang-orang Mesir. Setiap tahun dihitung menjadi 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoretis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh pada tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.

Perayaan Hari Tahun Baru di bulan Januari pada prakteknya selama Abad Pertengahan, dan bahkan mereka yang secara ketat berpegang pada kalender Julian tidak mematuhi Tahun Baru pada tanggal 1 Januari. Alasannya adalah bahwa Caesar dan Sosigenes gagal untuk menghitung nilai yang benar untuk tahun matahari 365.242199 hari, bukan 365,25 hari. Dengan demikian, kesalahan 11 menit per tahun menambahkan tujuh hari pada tahun 1000, dan 10 hari pada pertengahan abad ke-15.

Gereja Roma menyadari masalah ini, dan pada tahun 1570-an Paus Gregorius XIII menugaskan ahli astronomi Jesuit Christopher Clavius untuk datang dengan sebuah kalender baru. Pada tahun 1582, kalender Gregorian diimplementasikan, menghilangkan 10 hari untuk tahun itu dan menetapkan peraturan baru bahwa hanya setiap empat tahun sekali yang harus menjadi tahun kabisat. Sejak saat itu, orang-orang di seluruh dunia berkumpul secara massal pada tanggal 1 Januari untuk merayakan kedatangan tepat Tahun Baru.

Fakta menariknya, meski kalender Gregorian ini dipakai dan disetujui oleh banyak negara berbasis Katolik, tapi tidak semua negara berbasis Kristen menggunakannya. Inggris misalnya, tidak menggunakan kalender ini sampai pada tahun 1752.
Makanya, sebelum tahun 1752, bangsa Inggris masih merayakan tahun baru pada bulan Maret.

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Tahun_baru
http://suryamalang.tribunnews.com/2016/12/31/inilah-asal-usul-orang-merayakan-tahun-
  baru-di-1-januari-kamu-bakal-terkejut?page=all
http://www.history.com/this-day-in-history/new-years-day


Comments